A Monster In Paris (2011) Review



A Monster In Paris diawal cerita menceritakan tentang monster yang diciptakan secara tidak sengaja oleh Emile, Raoul dan seekor monyet. Sebenarnya diawal kedatangan Emile dan Raoul, mereka sudah diperingatkan oleh monyet tersebut untuk tidak masuk, tapi dengan tingkah percaya diri si Raoul mereka tetap saja masuk dan mempermainkan penelitian milik profesor, alhasil sebuah kecelakan telah terjadi yang mengakibatkan terciptanya sebuah monster. Emile sebenarnya agak sedikit menyadari keberadaan monster tersebut tapi tidak dengan Raoul, dia tidak memperdulikannya.

Jujur saja ketika diawal cerita, saya menganggap Emile adalah pemeran utama dalam film kali ini, tapi ternyata tidak. Dia terlihat seperti peran pembantu walaupun peran nya cukup banyak, Emile sangat menyukai Maud (Maud sendiri sebenarnya juga suka kepada Emile).

Cerita berpindah kepada Lucille seorang penyanyi yang memiliki suara emas, dia disukai oleh seorang pria besar bernama Victor Maynott, tapi Lucille tidak suka karena dia memiliki sifat sombong. Cerita berlanjut dengan kemunculan berita monster muncul diparis. Victor Maynott sangat berhasrat untuk menangkap monster tersebut untuk membuktikan dirinya kepada warga paris.


Lucille sebenarnya takut dengan monster itu, tapi dia kasian setelah mendengar nyanyian dari monster tersebut. Dia bahkan membuat monster itu menjadi seorang yang tinggi besar dan menyembunyikan identitasnya. Monster tersebut diberi nama Francoeur.

Raoul dan Emile muncul ke acara Lucille, dan melihat duet yang bagus antara Francoeur dengan Lucille. Raoul dan Lucille kadang selalu bertengkar ketika bertemu. Setelah mengetahui bahwa Francoueur adalah monster yang sedang dicari-cari, mereka semua sepakat untuk menyembunyikannya. Waktu demi waktu, akhirnya identitas monster itu ketahuan dan dia diburu oleh Victor Maynott. Pemburuannya menurut saya bahkan agak berlebihan, sampai dengan menaiki balon udara yang dikendarai oleh Inspektur Pate.

Setelah berhasil dibunuh oleh Victor Maynott (Menurut dirinya sendiri), Francoeur berubah menjadi seorang yang sangat kecil seperti kutu. Mereka pun meminta kembali ramuan kepada profesor untuk membuatnya menjadi besar seperti sebelumnya.


Diakhir cerita cinta pun bersemi, Emile bersama dengan Maud, dan Lucille bersama dengan Raoul. Ternyata Lucille dan Raoul suka satu sama lain sejak dulu.

Pendapat Pribadi
Film ini sebenarnya dari segi animasi terlihat biasa saja jika dibandingkan dengan animasi yang lain, cerita yang agak datar dan agak aneh. Contohnya saja ketika Francoeur berubah menjadi kutu ketika ditembak, itu sebenarnya adalah hal yang agak sukar diterima. Kadang saya merasa ketika menonton filmnya terasa agak membosankan, tapi dari semua itu endingnya memang cukup bagus ketika Lucille memberikan ciuman kepada Raoul, itu terkesan berwarna seperti adegan akhir film romantis, ketimbang cerita awal dan tengahnya.

Skor Pribadi : 5,0/10

Referensi :
- Wikipedia
- IMDb
- Rotten Tomatoes

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "A Monster In Paris (2011) Review"

Post a Comment